Jumat, 18 November 2022

Hadapi Kasus Pencemaran Nama Baik Dito Mahendra, Nikita Mirzani Pakai 8 Pengacara

November 18, 2022

Hadapi Kasus Pencemaran Nama Baik Dito Mahendra, Nikita Mirzani Pakai 8 Pengacara


jkmedcare - Nikita Mirzani menyewa delapan pengacara untuk melawan Dito Mahendra dalam perkara pencemaran nama baik yang membuatnya ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB, Serang, Banten.


Informasi ini terungkap saat hakim membacakan surat kuasa yang diserahkan tim kuasa hukum Nikita Mirzani dalam sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Serang, Senin (14/11/2022).


"Ada delapan orang ya dalam surat kuasanya," ujar Hakim Ketua Dedy Adi Saputra.


Hakim juga memastikan bahwa kedelapan kuasa hukum Nikita Mirzani hadir di sidang tersebut.


"Yang hadir di sini? Semua? Baik, semua ya," kata Dedy.


Nikita Mirzani ditetapkan sebagai tersangka atas laporan Dito Mahendra di Polres Serang Kota pada 16 Mei 2022 terkait dugaan pencemaran nama baik.


Dalam laporan Dito Mahendra, Nikita Mirzani dikenakan Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) atau Pasal 36 jo Pasal 51 ayat (2) UU ITE dan Pasal 311 KUHP.


Sidang dakwaan Nikita Mirzani atas kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan Dito Mahendra sudah digelar hari ini.


Oleh jaksa penuntut umum, Nikita Mirzani dikenakan pasal berlapis.


Pertama, Nikita Mirzani didakwa mencemarkan nama baik Dito Mahendra melalui media elektronik yang berakibat kerugian materiil sebesar Rp17,5 juta untuk yang bersangkutan. Ia dikenakan Pasal 36 jo Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 51 ayat (2) UU Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


Kedua, Nikita Mirzani didakwa mencemarkan nama baik Dito Mahendra melalui media elektronik dengan mengunggah foto yang bersangkutan ke Instagram dalam kondisi sudah diedit. Ia dikenakan Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) UU Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


Ketiga, Nikita Mirzani didakwa melakukan tindak pidana pencemaran nama baik karena menyebut Dito Mahendra sebagai penipu dalam unggahannya. Ia dikenakan Pasal 311 KUHP.


Selasa, 08 November 2022

Supir Ambulans Yang Viral di Sidang Kasus Brigadir J

November 08, 2022

Supir Ambulans Yang Viral di Sidang Kasus Brigadir J


jkmedcare - Kasus Brigadir J terus memasuki tahap demi tahap dalam menentukan putusan akhirnya. 


Saat ini, kasus Brigadir J sudah masuk di meja persidangan dengan beberapa tersangka diantaranya adalah mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, berserta istrinya Putri Candrawathi dan beberapa orang lainnya. 


Dalam persidangan yang sudah berjalan,pihak berwenang kembali menggelar sidang lanjutan pada hari Senin 7 November 2022 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. 


Salah satu saksi yang cukup mencuri perhatian adalah supir ambulans yang mengangkat jenazah Brigadir J di lokasi TKP, di rumah dinas Duren 3.


Supir ambulans yang bernama Ahmad Syahrul Ramadhan ini  buat banyak netizen memuji karena dianggap jujur dan lugas dalam memberikan keterangan. 


Tidak hanya itu, Ahmad Syahrul Ramadhan juga di puji para netizen karena memiliki paras yang ganteng. 


Namanya masih viral dan banyak yang mencari tahu siapa sebenarnya sosok salah satu saksi di antara 12 orang yang dihadirkan senin kemarin. 


Berikut ini profil, Akun ig akun tiktok dan potret Ahmad Syahrul Ramadhan, supir ambulans ganteng yang viral di sidang kasus Brigadir J. 


Setidaknya ada 12 saksi yang diperiksa dalam persidangan hari ini yaitu:


1.Rojiah als. Jiah (ART Ferdy Sambo di rumah Jl. Saguling).


2.Sartini (ART Ferdy Sambo di rumah Jl. Saguling).


3.Anita Amalia Dwi Agustine (Customer Service Layanan Luar Negeri Bank BNI KC Cibinong).


4.Bimantara Jayadiputro (Provider PT Telekomunikasi Seluler bagian Officer Security and Tech Compliance Support).


5.Viktor Kamang (Legal Counsel pada provider PT XL AXIATA).


6.Tjong Djiu Fung als. Afung (biro jasa CCTV).


7.Raditya Adhiyasa (pekerja lepas di Biro Paminal).


8.Ahmad Syahrul Ramadhan (Sopir Ambulans).


9.Ishbah Azka Tilawah (Petugas Swab di Smart Co Lab).


10.Nevi Afrilia (Petugas Swab di Smart Co Lab).


11.Novianto Rifa'i (Staff Pribadi Ferdy Sambo).


12.Sadam (Sopir Ferdy sambo).


Melansir dari Akun tiktok @Seputar_art1s, terkait sidang kasus kematian Brigadir J, salah satu saksi yang cukup menarik perhatian banyak orang adalah supir ambulans yang membawa jenazah Alm. Brigadir J yakni Ahmad Syahrul Ramadhan.


Ahmad Syahrul Ramadhan merupakan seorang supir yang bekerja di bawah perusahaan PT Bintang Medika Jaya. 


Dalam hasil verifikasi data yang dilakukan oleh majelis hakim, berikut ini biodata nya. 


Nama : Ahmad Syahrul Ramadhan


Lahir : Jakarta 12 November tahun 2002


Tinggal : Batu Ampar, Kramat Jati Jakarta Timur


Status : Mahasiswa


Selain itu, setelah dilakukan penelusuran, Ahmad Syahrul Ramadhan membagikan potretnya dalam bertugas di akun Instagram @Rama_ambulance dan juga @Rama.Ramadhan12_

Minggu, 06 November 2022

Pengalaman Mistis di Gunung Lawu

November 06, 2022

Pengalaman Mistis di Gunung Lawu, Bertemu Dua Pendaki Misterius


jkmedcare - Pengalaman mistis tidak hanya terjadi saat perjalanan menuju puncak melainkan juga ketika turun ke basecamp. Itulah yang dialami sekelompok pendaki asal Jakarta ketika mendaki Gunung Lawu. 


Mereka mendaki salah satu gunung di Jawa Tengah yang memiliki tinggi 3265 meter di atas permukaan laut itu pada Agustus 2019. Memilih jalur pendakian Candi Cetho karena termasuk jalur favorit para pendaki.


Perjalanan dari Pos 1 Mbah Branti hingga Pos 3 Cemoro Dowo bisa dilalui dengan lancar. Meski beberapa kali menarik napas panjang di setiap langkahn. Mereka memutuskan nge-camp di situ karena dekat dengan sumber air. 


Kelompok pendaki ini terdiri dari 10 orang, sembilan laki-laki dan satu perempuan. Kebetulan ada salah satu yang sudah berkeluarga. Hari hampir gelap, mereka mendirikan tiga tenda dengan jarak berdekatan.


"Ini sengaja camp di sini karena tempatnya dekat sumber air. Sekalian bisa digunakan memasak mie rebus dan kopi. Kita bermalam dan jalan menuju summit sebelum subuh," kata Randi, menceritakan pengalamannya, Selasa (14/7).


Semua perlengkapan ditinggal di Pos 3 dan mereka hanya membawa persediaan logistik sedikit untuk bekal. Agar meringankan beban perjalanan dan bisa cepat tiba di Puncak Gunung Lawu. 


"Nanti turun kita ambil lagi. Target bisa sampai puncak semoga tidak terlalu siang. Jadi pulang tidak kemalaman juga di jalan," tutur Randi. 


Tapi rencana mereka kandas karena baru turun dari puncak hampir sore hari. Mereka bergegas mengambil perlengkapan yang ditinggal di Pos 3 kemudian turun melalui Hargo Dalem dan Hargo Dumilah. 


Ketika tiba Pos 5 Bulak Peperangan mereka bertemu pendaki lain yang camp di sana, sesekali menyapa dan duduk sejenak. Matahari mulai redup dan tiupan angin terasa sangat sejuk. 


"Kita sudah cepat ini jalannya tapi enggak buru-buru juga yang penting sampai lagi di Pos 3 sebelum malam. Tapi masih banyak pendaki yang naik ke puncak," kata Randi. 


Tiba di Pos 4 Penggik jalurnya cukup terjal dan tanahnya berdebu. Mereka harus berbagai jalan dengan pendaki lain yang hendak menuju summit. Sinar matahari makin menyusut dan mereka sudah menyiapkan senter. 


"Kita sudah siapin senter tapi belum dinyalain. Ketika sampai di Pos 3 banyak pendaki lain yang ke arah puncak. Kami packing barang-barang kemudian makan dan lanjut jalan turun," tutur Randi. 


Ketika turun mereka terbagi dua kelompok, masing-masing lima orang. Randi bersama istrinya di kelompok kedua sementara kelompok pertama jalan duluan. 


Salah satu rekan bernama Januardi (27) bersama empat orang lainnya merupakan kelompok pertama yang jalan di depan. Mereka terpaut jarak cukup jauh dengan Randi dan rombongannya. 


Ketika tiba di Pos 2 Brak Seng, kelompok Randi beristirahat dan tiba-tiba dari arah belakangan ada dua pendaki tanpa membawa carrier. Satu di antaranya membawa senter dengan berjalan tergesa-gesa. 


"Mereka ikut duduk istirahat, kami sempat ngobrol dan menawarinya minum. Katanya mereka lintas dari Jalur Cemoro Sewu," ucap Randi. 


Kelompok Randi sempat mengajak dua orang itu untuk turun bersama namun mereka memilih jalan duluan. Dari jauh sudah tidak terlihat lagi keberadaan mereka. 


"Enggak pikiran aneh-aneh sih, mungkin mereka buru-buru," fikir Randi. 


Kelompok Januardi yang sudah hampir sampai base camp dihadapkan dengan jalan menyimpang di dekat Candi Kethek. Jalur pendakian yang berada di tengah kawasan kebun warga.


"Kita turun ke arah kanan ada undakan tangga tapi setelah jalan tiba-tiba ada dua orang pendaki yang merabas bukan dari jalur pendakian," cerita Janu. 


Janu mengira dua orang itu bukan pendaki melainkan warga setempat. Karena mereka melintas tanpa menyapa atau memberi petunjuk apapun. 


"Kita curiga sampai akhirnya kita ketemu gapura gelap dan ada boneka yang digantung," tandas Janu.